A. Definisi
konseptual kreativitas
Teori Kreativitas Pendekatan
4P
Teori
Person/Pribadi Kreatif
-
Kreatifitas
merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
perasaan, sikap dan perilakunya.
-
Kreatifitas mulai
dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang
individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada
nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia
memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak
sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:
“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan
sifat social yang dihayati oleh
masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang
baru (Selo Soemardjan 1983).
Teori
Press Kreatif
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi
intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
a.
Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap
individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan
dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas
ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon
1982)
b.
Kondisi eksternal
yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan
untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan
bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang
dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah
dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
2.
Keamanan
psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala
kelabihan dan keterbatasannya.
b.
Mengusahakan
suasana yang didalamnya evaluasi
eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu
mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
c.
Memberikan
pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak,
pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
3.
Kebebasan
psikologis
Apabila guru
mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara
simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.
Teori
Proses Kreatif
Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan
bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
1.
Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain,
bertanya kepada orang lain.
- Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan,
individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak
memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam
alam pra sadar.
- Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau
“Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
- Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau
kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran
kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran
kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
Teori
Produk Kreatif
Pada pribadi yang
kreatif, bila memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang memberi peluang
bersibuk diri secara kreatif (proses), maka dapat diprediksikan bahwa produk
kreatifnya akan muncul.
- Cropley (1994) menunjukkan
hubungan antara tahap-tahap proses kreatif dari Wallas (persiapan,
inkubasi, iluminasi, verifikasi) dan produk yang psikologis yang
berinteraksi : hasil berpikir konvergen®memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, jika
dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan yaitu pemecahan masalah ®individu menggabungkan unsur-unsur mental sampai
timbul “ konfigurasi”. Konfigurasi
dapat berupa gagasan, model, tindakan cara menyusun kata, melodi atau
bentuk.
Pemikir divergen (kreatif) mampu menggabungkan unsur-unsur mental dengan
cara-cara yang tidak lazim atau tidak diduga. Konstruksi konfigurasi tersebut
tidak hanya memerlukan berpikir konvergen dan divergen saja, tetapi juga motivasi,
karakteristik pribadi yang sesuai (misalnya keterbukaan terhadap
pembaruan unsur-unsur sosial, ketrampilan komunikasi). Proses
ini disertai perasaan atau emosi yang dapat menunjang atau menghambat.
- Model
dari Besemer dan Treffinger
Besemer dan Treffirger menyarankan produk kreatif digolongkan menjadi 3
kategori :
- kebaruan
(novelty)
- pemecahan
(resolution)
- keterperincian
(elaboration) dan sintesis
Model ini disebut
“Creative Product analiysis Matrix” (CPAM).
a.
Kebaruan : sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas
proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa
depan.
Produk itu orisinal :
sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan
yang sama, juga menimbulkan kejutan(suprising) dan juga germinal
(dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya).
b.
Pemecahan
(resolution) : menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi
kebutuhan untuk mengatasi masalah.
Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :
-
produk
harus bermakna
-
produk
harus logis
-
produk harus
berguna (dapat diterapkan secara praktis).
c.
Elaborasi dan
sintesis : dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk
itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama / serupa menjadi keseluruhan yang
canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :
-
produk itu harus
organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)
-
elegan, yaitu
canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
-
kompleks, yaitu
berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
-
dapat dipahami
(tampil secara jelas)
-
menunjukan
ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai
contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat
kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.
Penilaian
kriteria Terhadap Penemuan Pesawat Telepon
Oleh
Graham Bell
Kriteria
|
Tingkat
|
- Orisinal
|
- Tinggi
|
- Kejutan
|
- Tinggi
|
- Germinal
|
- Tinggi
|
- Bermakna
|
- Tinggi
|
- Logis
|
- Tinggi
|
- Berguna
|
- Tinggi
|
- Organis
|
- Tinggi
|
- Elegan
|
- Rendah
|
- Majemuk
|
- Rata-rata
|
- Dapat dipahami
|
- Tinggi
|
- Ketrampilan
|
- Rendah
|
B. Definisi
Operasional Kreativitas
Kretivitas merupakan : “Kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam
berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam
memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)
C.
Definisi Kreativitas Menurut Clark
Clark
berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,
mengemukakan :
“Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan
sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu:
berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking,
feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).
D. Teori – Teori Kreativitas
1.
Teori
psikoanalisa
Pribadi
kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang
dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari
bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:
a.
Teori
Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan
(defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi,
maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi -
regresi
- Konpensasi -
Proyeksi
- Sublimasi -
Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi -
Pemindahan
- Identifikasi -
Kompartementalisasi
- Introjeksi
b. Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan
regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu
“memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak”
dalam pemikirannya. Mereka dapat
mempertahankan “sikap bermain”
mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m
ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka
melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
c.
Teori
Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran
(ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan
kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan,
teori, seni dan karya-karya baru lainnya.
2.
Teori
Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan
psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik
meliputi:
a.
Teori
Maslow
Abraham Maslow
(1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi
nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
-
Kebutuhan
fisik/biologis
-
Kebutuhan
akan rasa aman
-
Kebutuhan
akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-
Kebutuhan akan
penghagaan dan harga diri
-
Kebutuhan
aktualisasi / perwujudan diri
-
Kebutuhan
estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik
atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila
bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan
dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience”
saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
b.
Teori
Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif,
yaitu:
-
Keterbukaan
terhadap pengalaman
-
Kemampuan
untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of
evaluation)
-
Kemampuan untuk
bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis
sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan
karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi
tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.
3.
Teori
Cziksentmihalyi
-
Ciri
pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis
(genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka
terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah
menjadi pemusik.
-
Minat pada usia
dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam
terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.
-
Akses
terhadap suatu bidang

Adanya
sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.
-
Access
to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman
sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi
yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b
idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan
dari orang-orang penting.
-
Orang-orang kreatif
ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri
terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapau tujuannya.
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi
Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang
seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
a.
Pribadi kreatif
mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja
berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks,
tergantung situasinya.
b.
Pribadi kretaif
cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak
memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child
like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan
mental. Mampu
berfikir konvergen sekaligus divergen.
c.
Ciri paradoksal
ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d.
Pribadi kreatif
dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada
realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari
kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
e.
Pribadi kreatif
menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
f.
Orang kreatif dapat
bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
g.
Pribadi
kreatif menunjukkan lecenderungan
androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender
(maskulin-feminin)
h.
Orang kreatif
cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya
mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka.
i.
Sikap keterbukaan
dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik
dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.
Tulisan :
a. Carilah
artikel tentang produk kreatif yang sedang popular. Kutiplah, lalu beri
tanggapan dan kesimpulan.
Tas handmade :
“Menggunakan Adixi
Corner Craft sebagai brand produk tas handmade yang Ia buat, Dieksi sengaja
membuat desain yang dinamis dan membidik kalangan anak muda sebagai target
pasar utamanya. Dengan ciri khas menggunakan kain katun, kain linen, dan kain
kanvas sebagai bahan baku utamanya, saat ini bisnis tas handmade yang dijalankannya telah mampu
memproduksi sedikitnya lima buah tas per hari dan mendatangkan omzet sekitar
3-4 juta rupiah per bulan.”
Kesimpulan :
Dengan ide kreatif barang-barang
yang sederhana dapat menghasilkan karya yang bernilai jual tinggi, dan dapat
membuka usaha bisnis sendiri sehingga membuka lapangan kerja baru.
b. Jelaskan menurut anda dan kelompok anda :
1. Anak
laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar drpd anak perempuan ,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak ?
Anak
laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini
disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan.
Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman
sebayanya untuk lebih mengambil resiko, dan didorong oleh para orang tua dan
guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2. anak
dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif daripada
anak yang berasal dari sosial ekonomi yang rendah ?
Anak dari kelompok sosioekonomi yang
lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Yang
pertama, kebanyakan dibesarkan dengan cara mendidik anak secara demokratis,
sedangkan yang terakhir mungkin lebih mengalami pendidikan yang otoriter.
Kontrol demokratis mempertinggi kreativitas karena memberi kesempatan yang
lebih banyak bagi anak untuk menyatakan individualitas, mengembangkan minat dan
kegiatan yang dipilihnya sendiri. Lebih penting lagi, lingkungan anak kelompok
sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas. Misalnya, anak
kecil dari lingkungan yang kekurangan hanya mempunyai sedikit bahan kreatif
untuk bermain dan sedikit dorongan untuk bereksperimen dengan lilin, lukisan,
dan boneka dibandingkan dengan mereka yang mempunyai lingkungan sosioekonomi
yang lebih baik.
3. Anak
dari berbagai dari urutan kelahiran
menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda?
Penjelasan mengenai perbedaan ini lebih
menekankan lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, lahir
belakang, dan anak tunggal mungkin lebih kreatif dari yang pertama. Umumnya,
anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menjadi penurut daripada pencipta.
Anak tunggal agak bebas dari tekanan yang ada saudara kandung lainnya dan juga
diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Referensi :
http://tri_maryani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.0
http://heru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads
http://bisnisukm.com/produksi-tas-handmade-dieksi-sukses-berwirausaha.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-retnowijiy-5504-3-babii.pdf