Minggu, 10 Mei 2015

BAKAT

A.    Pengertian keberbakatan menurut beberapa ahli
1.      Renzulli (Davis and Rimm, 1989) menegaskan bahwa untuk mendefinisikan anak berbakat harus :
(1) didasarkan atas riset tentang karakteristik individu berbakat,
(2) memberikan bimbingan dalam proses identifikasi,
(3) memberikan arah dan berkaitan secara logik dengan pemrograman praktek, dan
(4) mampu menggerakkan penelitian yang akan menguji validitas definisi. Karena itu tidak ada definisi yang berdasarkan teori dapat diterima secara universal.
2.      Lima Kategori Keberbakatan (Giftedness): Stankowski
(a) Definisi after-the-fact menekankan keunggulan dalam salah satu profesi sebagai kriteria keberbakatan. Gifted adalah individu yang secara konsisten berprestasi unggul dalam suatu bidang aktivitas kemanusiaan yang sangat berharga.
(b) Definisi IQ menentukan keberbakatan berdasarkan skala IQ, misalnya anak yang ber-IQ:140.
(c) Definisi presentase menentukan keberbakatan berdasarkan proporsi yang pasi dalam sekolah. Bisa didasarkan skor tes intelligensi, IPK, Nilai bidang studi, terutama bidang studi Matematika dan Sains. Misalnya, 1-5 % dari populasi sekolah.
(d) Definisi talent menfokuskan siswa yang luar biasa dalam bidang seni, musik, matematika, sains, atau olahraga, dan atau lainnya.
(e) Definisi kreativitas menekankan pentingnya kemampuan kreatif yang superior sebagai kriteria utama dalam keberbakatan. General Giftedness vs. Specific Talent Gifted digunakan untuk menjelaskan orang yang berinteligensi tinggi, berbakat intelektual –“gifted”, dan talented untuk menunjukkan orang yang memiliki keterampilan dan kemampuan superior – “talents”. Atau dapat disebut “general gifts” atau “specific talents”.
3.      Cohn’s(1981) model membedakan tiga domain keberbakatan, yaitu keberbakatan intelektual, artistik, dan sosial.
4.      F. Gagne (1985) menunjukkan bahwa gifts vs. talents seharusnya merefleksikan 4 perbedaan psikologis antara kemampuan (ability) vs. kinerja (performance). Orang gifted adalah orang yang berada dia tas rata-rata secara distinktif di bidang intelektual, kreatif, sosio-emosional, sensomotorik, dan kemampuan umum lainnya. Implikasi kemampuan Model Gane, bahwa seorang underachiever dapat diklasifikasi sebagai gifted dikaitkan kemampuannya (ability), dan bukan prestasi kinerjanya (talented).
5.      Definisi United States of Office of Education (Marland, 1972), definisi gifted and talented: Gifted and talented children are those identified by professionally qualified persons who, by virtue of out-of-standing abilities, are capable of high performance. These are children who require differentiated educational programs and/or service beyond those normally provided by the regular school program in order to realize contribution to self and society. The abilities, either potential or demonstrated, to be included are general intellectual ability, specific academic aptitude, creative or productive thinking, leadership ability, ability in visual and performing arts, and psychomotor ability.
6.       Joseph S. Renzulli (1979) merumuskan definisi sebagai berikut: “Giftedness consists of an interaction among three basic clusters of human traits – three clusters being above average abilities, high levels of task commitment, and high levels of creativity. Gifted and talented children are those processing or capable of developing this composite set of traits and applying them to any potential valuable area of human performance. Children who manifest, or who are capable of developing, an interaction among the three 5 clusters require a wide variety of educational opportunities and services that are not ordinarily provided through regular instructional programs.”

B.     Ciri-ciri anak berbakat

1.      Menurut R.A Martison dalam bukunya “The Identification of the Gifted and Talented (1974)” anak berbakat memiliki ciri :
a)      Membaca pada usia yang relatif lebih muda
b)      Membaca lebih cepat dan lebih banyak
c)      Memiliki perbendaharaan kata yang luas
d)     Mempunyai rasa ingin tahu yang luas
e)      Mempunyai minat yang luas, juga pada persoalan “dewasa”
f)       Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri
g)      Menunjukkan keaslian dalam ungkapan verbal
h)      Member berbagai jawaban yang baik
i)        Bisa memberikan banyak gagasan
j)        Luwes dalam berpikir
k)      Terbuka pada rangsangan dari lingkungan
l)        Memiliki pengamatan yang tajam
m)    Bisa memberikan pengamatan yang tajam
n)      Bisa berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama pada bidang yang diminati
o)      Berpikir kritis
p)      Senang mencoba hal-hal baru
q)      Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
r)       Senang terhadap kegiatan intelektual dalam pemecahan masalah
s)       Cepat menagkap hubungan sebab-akibat
t)       Berperilaku terarah pada tujuan
u)      Mempumyai daya imajinasi yang kuat
v)      Mempunyai banyak kegemaran (hobi)
w)    Memiliki daya ingat yang kuat
x)      Tidak cepat puas dengan prestasinya
y)      Sensitif dan menggunakan intuisi
z)      Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

2.      Berdasarkan kuisioner ciri-ciri anak berbakat (Munandar, 1982; Munandar, 1987) :
a)      Berdasar dimensi ciri intelektual :
*     Mudah menangkap pelajaran
*     Ingatan baik
*     Perbendaharaan kata luas
*     Penalaran tajam (memahami hubungan causal ) \
*     Daya konsentrasi baik
*     Menguasai banyak bahan dari macam-macam topik
*     Senang dan sering membaca
*     Ungkapan diri lancar dan luas
*     Pengamatan cermat
*     Senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedi
*     Cepat memecahkan soal
*     Cepat menemukan kesalahan dan kekeliruan
*     Cepat menemukan asas dalam suatu uraian
*     Mampu membaca pada usia lebih muda
*     Daya abstraksi tinggi
*     Selalu sibuk menangani berbagai hal

b)      Berdasar dimensi ciri kreatifitas :
·      Dorongan rasa ingin tahu yang besar
·      Sering mengajukan pertanyaan yang baik
·      Memberikan banyak gagasan dan usulan terhadap masalah
·      Bebas dalam menyatakan pendapat
·      Mempunyai rasa keindahan
·      Menonjol dalam salah satu bidang seni
·      Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
·      Rasa humor tinggi
·      Daya imajinasi baik
·      Keaslian tinggi (dalam memecahkan menggunakan cara orisinil yang jarang diperlihatkan orang lain)
·      Dapat bekerja sendiri
·      Senang mencoba hal baru
·      Berkemampuan mengembangkan dan merinci gagasan

c)      Berdasar dimensi motivasi :
§  Tekun mnghadapi tugas
§  Ulet dalam menghadapi kesulitan
§  Ingin mendalami bahan yang diberikan
§  Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin
§  Menunjukkan minat terhadap macam- macam masalah “orang dewasa “
§  Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin
§  Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya
§  Mengejar tujuan jangka panjanng
§  Senang mencari dan memecahkan soal-soal
C.    Konsep bakat Renzulli
Konsep Renzulli disebut dengan the three rings conception, yaitu anak berbakat memenuhi tiga kriteria yakni memiliki kemampuan di atas rata-rata, komitmen terhadap tugas dan kreativitas (Reni, Hawadi: 2002).
1.      Kemampuan baik di atas rata-rata
Kemampuan di atas rata-rata mencakup dua hal, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus. Kemampuan umum terdiri dari kapasitas untuk memproses informasi, mengintegrasikan pengalaman, respon yang cocok, dan adaptif terhadap situasi baru. Contohnya, kemampuan logika dan hitungan, spatial, daya ingat, dan kelancaran kata. Kemampuan ini diukur dengan tes intelegensi.
Kemampuan spesifik pada bidang tertentu seperti matematika dan kimia mempunyai hubungan yang kuat dengan kemampuan umum sehingga potensi dalam bidang ini dapat ditentukan melalui tes intelegensi dan tes bakat.
2.      Tanggung jawab terhadap tugas
Konsisten terhadap tugas dapat ditemukan pada orang yang tergolong kreatif produktif yang memiliki rasa tanggung jawab, suatu bentuk halus dari motivasi. Motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu proses energi umum yang merupakan faktor pemicu pada organisme, tanggung jawab tersebut ditampilkan pada tugas tertentu yang spesifik.
3.      Kreativitas
Nicholes (dalam Reni, Hawadi:2002), mendeteksi keberbakatan dapat dilakukan dengan cara menganalisis produk kreatif untuk melihat dan meramalkan potensi kreativitas subjek.

D.    Pendidikan berdiferensiasi untuk anak berbakat

1.         Kurikulum berdiferensiasi

Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu di usahakan pendidikan yang berdiferensiasi, ya itu yang memberi pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual, siswa (Ward, 1980)

Bagai mn kurikulum dapat dideferensiasi untuk siswa berbakat ?
-          Materi (konten) yang di percepat atau yang lebih maju
-          Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi , asas, teori, dan struktur dari bidang materi
-          Bekerja dengan konsepdan proses pemikiran yang abstrak
-          Tingkat dan jenis sumber yang di guakan untuk memperoleh informasi dan keterampilan
-          Waktu belajar untuk tugas rutin dapat di percepat, dan waktu untuk mendalamisuatu topik atau bidang dapat lebih lama
-          Mencipta informasi dan/atau produk baru
-          Memindahkan pembelajaran ke bidang bidang lain yang lebih menantang
-          Pengembangan diri pertumbuhan pribadi dalam sikap, perasaan, dan apresiasi.
-          Kemandirian dalam berfikir dan belajar.

2.      Modifikasi kurikulum

Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak berbakat memerlukan modifikasi dalam empat bidang yaitu materi (konten)) yang di berikan, proses atau metode pembelajaran, produk yang di harapkan dari siswa , dan lingkungan belajar.

1)      Modifikasi konten kurikum

Untuk menunjang kemajuan siswa di perlukan modikasi kurikulum. Guru dapat merencanakan untuk menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan yang leih canggih, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa.

2)      Modifikasi proses/metode pembelajaran

Program yang memungkinkan guru untuk membuat modifikasi proses tampa mengganggu kelancaan pembelajaran di dalam kelas ialah program yang menggunakan tehnik pertanyaan soal tingkat tinggi, simulasi, membuat kontrak belajar, emnggunakan mentor, buku buku yang sesuai dengan untuk siswa berbakat, dan pemecahan masalah masa depan.

3)      Modifikasi produk belajar

Produk beaja siswa merupakan bidang lain yang dideferensiasikan untuk siswa berbakat di dalam kelas .keterampilan menampilkan produk divergen perlu di kembangkan  padasemua siswa.

4)      Memilih modifikasi yang sesuai

Parke (1989) memberi garis pedoman untuk memudahkan transisi dari cara-cara pembelajaran yang lama ke yang baru, yakni :
A.     Memulai dengan membatasi pada salah satu bidang studi atau salah satu kelompok siswa yang minat atau kemampuannya setara.
B.     Buatlah bagan untuk mendaftar program yang hendak di selenggarakan dan modifikasi kurikuler yan dapat di gunakan untuk masing masing program.
C.     Pikirkan gaya mengajar.
D.     Pertimbangkan sumber sumber yang yang tersedia, bahan yag sudah ada di dalam kelas, orang orang yang dapat membantu, baik di sekolah maupun di dalam masyarakat.
E.      Setiap program alternatif yang di mulai harus di beri kesempatan uantuk berkembang.

5)      Modififkasi lingkungan belajar

Untuk membuat modifikasi dari lingkungan kelas tradisional yang berpusat pada guru  kelingkungan yang berpusat pada siswa , di perlukan modifikasi lingkungan yang berpusat ada siswa memiliki ciri- ciri sebagai berikut (Oarke, 1989)
a.       Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.
b.      Pola duduk yang memudahkan belajar
c.       Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas
d.      Rencana belajar yang di individualkan
e.       Keputusan di buat oleh siswa dan siswa juga mungkin.

6)      Rencana kurikuler

Banyak cara yang dapat di lakukan dalam menyususn rencana kurikuler yang memungkinkan semua siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dengna kemampuan dan kebutuhan mreka. Konten dapat di percepat, di padatkan, di perkaya dan di perluas, proses dapat di berakhir terbuka, berdasarkan penemuan, berpusat pada guru, atau berpusat pada siswa; produk yang konversional, tidak konvensional, dari kehidupan nyata sederhana atau majemuk.


7)       Makna dari kurikulum berdiferensiasi
Dengan mendiferensiasi siswa dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna.


3.      Ilmu pengetahuan alam untuk siswa berbakat.

Kebanyakan anak berbakat menyukai pelajaran sains (IPA), karen amerpakan tantangan untuk kemilitan mereka. Siswa berbakat kebanyanyakan tertarik kepada peralatan laboratorim.

1)       Karakteristik siswa berbakat sains

Kemelitian khusus dan pertahanan, kesiagaan dalam mendeteksi ketidakajengan (inkonsistensi), dan prakarsa ; visualisasi spesial, kemampuan manipulatif, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan; keuletan dan sikap mempertanyakan.(dikutif Sisk 1987)

2)      Guru sebagai Fasilitator dalam sains

Selling dan Birch (1980) mengemukakan empat peran khusus dari guru yang  yang mengajar sains kepada siswa berbakat  sebagai model, pendidikan nilai, pembangkit minat, dan sebagai penilai ponsional.

Salah satu peran ensensial dari guru sebagai fasilitatir dalam sains adalah pembinaan dirir dalam sains ( indipendent study). Langkah langkah yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut ( dimodifikasi dari Rezulli oleh sisk, 1987) :
a.       Mengases minat siswa
b.      Memperkenalkan kepada siswa sebagai bidang minat
c.       Melakukan wawancara pribadi terhadap siswa
d.      Mengembangkan rencana tertulis
e.       Menentukan arah dan waktu dengan siswa berbakat
f.       Membantu siswa dalam mencari macam-macam sumber
g.       Melakukan sumbang saran terhadap produk akhir
h.      Memberikan bantuan dalam metodologi yang perlu
i.        Membantu siswa berbakat dalam menentukan pendengar untuk prestasi siswa
j.        Menilai hasil studi bersama siswa berbakat dan mempertimbangkan bidang baru untuk di teliti.

3)      Saran- saran Pembelajaran sains (IPA)

Dalam suatu loka karya mengenai pendidikan siswa berbakat guru-guru mengidentifikasi keterampilan dan kegiatan yang perlu di lakukan oleh siswa berbakat sains (sisk 1987) yaitu :
a. Melalui membaca atau menafsir tertulis ilmia membangun latar belakang informasi ilmia
b. Menemukan sumber untuk memperoleh informasi ilmia
c. Melakukan eksperimen untuk menguji gagasan dan infotensi
d. Menguasai dan menggunakan teknikdan alat ilmia
e. Menyeleksaikan data yang berkaitan dengan maslah yang di teliti.
f. Menarik kesimpulan dan prediksi yang absah dari data
g. Mengenal dan menilai asumsi yang melandasi tehnik dan proses yang i gunakan dalam memecahkan masalah
h. Menggunakan dan menerapkan ilmu untuk perubahan sosial.
i. Merumuskan hubungan dengan gagasan baru dari fakta dan konsep yang di ketahui.

4.             Matematika untuk siswa berbakat

Sisk (1987) menekankan bahwa hanya sedikit mata pelajaran  yang di ajarkan dengan cara yang begitu kaku berdasarkan buku teks, tanpa imajinasi, terutama pada tingkat dasar.

Stanley (1984) mengemukakan bahwa siswa kelas enam seklah dasar mampu menunjukkan kinerja matematika pada tingkat universitas.

1)      Karakteristik siswa berbakat matematika.

Greenes ( dikutip Sis,1987) menekankan enam karakteristik siswa berbakat matematika, yaitu
1.      Fleksebilitas dalam mengelola data
2.      Kemampuan luar biasa
3.      Ketangkasan mental
4.      Penaksiran yang orisinal
5.      Kemampuan luar biasa untuk mengalihkan gagasan
6.      Kemampuan yang luar biasa untuk generelisasi

Greenes juga menyatakan bahwa siswa berbakat matematika juga lebih menyukai komunikasi lisan dari pada tulisan karena cepat.

2)     Guru sebagai fasilitator matematika

Borenson (1983) mengusulkan bahwa guru sebagai fasilitator matematika mengelompokkan siswa sehingga merekadapat berbagi ide, menerima jawaban semua siswa, dan menumbuhkan iklim bagi semua yang di dengarkan.

3)      Saran-saran pembelajaran matematika

Wheatly (1983)  menyarangkan pelajaran matematika untuk siswa berbakat sekolah dasar meliputi sepuluh bagian dengan presentase alokasi waktu.
Fox (1981) menyarangkan 6 strategi untuk mendororng siswa perempuan di sekolah, yaitu :
ü  Identifikasi dirir dari anak perempuan berbakat
ü  Memberi konselin kepada orang tua
ü  Mengeindividualkan pembelajaran
ü  Mengurangi pensterotipan pembelajaran
ü  Memberi pendidikan karier dan model peran

5.      Pengajaran bahasa untuk anak berbakat

Anak berbakat intelektual dapat di emukenali dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat mengingat kata-kata, dan pembendaharaan kata yang luas melebihi kelompok sebayanya.


1)      Karakteristik siswa berbakat bahasa

Johson (1984) mendaftar karakteristik anak usia persekolahan yang berbakat, yang dapat di gunakan untuk mengedentifikasi keberbakatan dalam seni bahasa yaitu :
ü  Mempunyai ingatan yang luar biasa
ü  Belajar membaca sendiri pada usia dini
ü  Mendeklamasikan luar kepala
ü  Mempunyai pembendaharaan yang luas
ü  Dapat memecahkan masalah dengan cara yang mejemuk
ü  Mempunyai jangka perhatian yang luas
ü  Mempunyai rasa humor seperti orang dewasa
ü  Memberikan pendapatnya, apakah di minta atau tidak
ü  Bicara terus menerus
ü  Terus mengajukan pertanyaan
ü  Memahami buku, film, dan diskusi pada tingkat tinggi yang di ungkapkan, serta
ü  Mengajukan beberapa pemechan masalah untuk maslah yang sama

2)      Guru sebagai fasilitator bahasa

Peran guru bahasa di rumuskan oleh sellin dan brich (1980 ) sebagai berikut
a)      Memaksimalkan ciri-ciri kunci bahasa
b)      Membantu siswa memahami bahasa sebagai alat komunikasi dan
c)      Membantu siswa dalam memadukan keterampulan sastra dalam dimensi konten di sekolah dan terhadap pengalaman hidup.
Kaplan (dikutip sisk, 1987 ) mengemukakan tiga unsur yagn penting dalam peranana guru siswa yang berkat bahasa, yaitu exposure, analisis dan ungkapan.

3)      Saran saran utnuk pembelajaran bahasa

Saran – saran untuk program sekolah dasar meliputi ( sisk, 1987 )
ü  Memudahkan dan membaca dan menulis
ü  Memberikan bahan membaca yang beragam bagi setiap siswa
ü  Membantu siswa berbakat menjadi pembaca yang efektif dan menyukainya
ü  Menentukan kebutuhan pembelajaran  dari individual dan kelompok
ü  Memberikan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara
ü  Mendorong membaca kritis dan membaca kreatif
ü  Melibatkan siswa berbakat dalam pemecahan masalah

6.      Ilmu pengetahuan sosial untuk anak berbakat

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memeberi banyak kemungkinan pengayaan bagi siswa berbakat. IPS lebih dari subyek lainnya, memeberi siswa berbakat kesematan untuk menangani dunia nyata , maslah yang berakar si masa lalu, dapat di tetapkan langsung pada masa kini, dan mengandung implikasi untuk masa depan.

1)      Karakteristik siswa anak berbakat dalam IPS

Untuk mengenali siswa berbakat dalam IPS , guru dapat mengenali karakteristik siswa sebagai berikut ( Plowman 19980)
1)      Konseptualnya lebih maju dari umurnya
2)      Memiliki gudang pengetahuan yang lebih maju atau sangat spesifik
3)      Menyukai tugas yang yang sulit atau majemuk
4)      Menentukan standar tinggi untuk proyek mandiri
5)      Oleh teman kelas di lihat sebagai sumber pengetahuan dan gagasan baru
6)      Oleh teman kelas di lihat sebagai pengelola kelompok
7)      Melihat humor dalam hubungan antarmanusia dan dapat teratawa mengenai diri sendiri
8)      Dapat menciptakan atau menulis cerita imajitatif
9)      Mempunyai minat luas/ sagat terfokus
10)  Melihat hubungan yang tidak di lihat orang lain
11)  Menyerap pengetahuan dengan mudah dan cepat
12)  Merupakan pembaca yang intensif,eksentif, dan maju ( dua tingkat di atas kelasnya)
13)  Menggunakan mekanisme kelangsungan diri sebagai berfantasi jika merasa bosan.

2)      Guru sebagai fasilitator dalam IPS

Menurut Gold ( 1982) bagi anak berbakat dalam IPS penting untuk memiliki kemmpuan menangani maslah atau materi yang sengsitif atau punsioanal. Guru hendaknya berperan sebagai model, yang menunjukkan minat yang sunggu – sungguh terhadap bidangnya.

3)      Saran – saran untuk pembelajaran IPS

Gold ( 1972 ) mendapat tema  dasar untuk IPS sebagai berikut :
a.      Menggunakan sumber daya alam secara bijak
b.      Memahami dan mengakui saling ketergantungan global
c.      Mengakui harkat dan martabat individu
d.      Menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia
e.      Menggunakan kesempatan pendidikan secara demokrasi dan intelegen
f.      Meningkatkan keaktivan keluarga sebagai lembaga sosial dasar
g.      Mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif
h.      Membagi kekuasaan secara intelegen dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan
i.      Bekerja sama untuk mencapai kedamain dan kesejahtraan.
j.  Mencapai keseimbangan antara stabilitas dan perubahan sosial.

E.     Jurnal penelitian tentang keberbakatan

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=19721&val=1238


referensi :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rochmat%20Wahab,%20M.Pd.,MA.%20Dr.%20,%20Prof.%20/Materi-1%20Nature%20of%20Giftedness.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=19721&val=1238