Kamis, 23 April 2015

Contoh social facilitation, social loafing, deindividuasi

Social facilitation
Seseorang yang berkerja di sebuah perasaan dengan meja yang berhadapan dengan meja bos akan bekerja lebih giat lagi ketika bos tersebut ada di depannya.

Social loafing
Seorang anak yang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya menjadi lebih malas untuk mengerjakan tugas karena menganggap bahwa temannya yang akan mengerjakan tugas tersebut sehingga dia merasa tidak terbebani dengan tugas tersebut.

Deindividusi
Seseorang yang bergaul dengan kelompok perampok menjadi ikut-ikutan dalam melakukan perampokan bersama dengan kelompok tersebut karena menganggap hal itu adalah sebuah pekerjaan untuk dirinya.

Kamis, 09 April 2015

kreativitas dan keberbakatan

     A.    Definisi konseptual kreativitas
Teori Kreativitas Pendekatan 4P
Teori Person/Pribadi Kreatif
-          Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
-          Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:
“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat  social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983).
Teori Press Kreatif
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
a.       Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
b.      Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
2.      Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
b.      Mengusahakan suasana  yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
c.       Memberikan pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
3.      Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.
Teori Proses Kreatif
Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
1.      Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
  1. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
  2. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
  3. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

Teori Produk Kreatif
Pada pribadi yang kreatif, bila memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang memberi peluang bersibuk diri secara kreatif (proses), maka dapat diprediksikan bahwa produk kreatifnya akan muncul.
  1. Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif dari Wallas (persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi) dan produk yang psikologis yang berinteraksi : hasil berpikir konvergen®memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan yaitu pemecahan masalah ®individu menggabungkan unsur-unsur mental sampai timbul “ konfigurasi”. Konfigurasi dapat berupa gagasan, model, tindakan cara menyusun kata, melodi atau bentuk.
Pemikir divergen (kreatif) mampu menggabungkan unsur-unsur mental dengan cara-cara yang tidak lazim atau tidak diduga. Konstruksi konfigurasi tersebut tidak hanya memerlukan berpikir konvergen dan divergen saja, tetapi juga motivasi, karakteristik pribadi yang sesuai (misalnya keterbukaan terhadap pembaruan unsur-unsur sosial, ketrampilan komunikasi). Proses ini disertai perasaan atau emosi yang dapat menunjang atau menghambat.
  1. Model dari Besemer dan Treffinger
Besemer dan Treffirger menyarankan produk kreatif digolongkan menjadi 3 kategori :
    1. kebaruan (novelty)
    2. pemecahan (resolution)
    3. keterperincian (elaboration) dan sintesis
Model ini disebut “Creative Product analiysis Matrix” (CPAM).
a.       Kebaruan : sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan.
Produk itu orisinal : sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan(suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya).
b.      Pemecahan (resolution) : menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah.
Ada 3 kriteria dalam dimensi ini :
-          produk harus bermakna
-          produk harus logis
-          produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis).
c.       Elaborasi dan sintesis : dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama / serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :
-          produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)
-          elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
-          kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
-          dapat dipahami (tampil secara jelas)
-          menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.
Penilaian kriteria Terhadap Penemuan Pesawat Telepon
Oleh Graham Bell
Kriteria
Tingkat
- Orisinal
- Tinggi
- Kejutan
- Tinggi
- Germinal
- Tinggi
- Bermakna
- Tinggi
- Logis
- Tinggi
- Berguna
- Tinggi
- Organis
- Tinggi
- Elegan
- Rendah
- Majemuk
- Rata-rata
- Dapat dipahami
- Tinggi
- Ketrampilan
- Rendah

    B.     Definisi Operasional Kreativitas
            Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)

    C.     Definisi Kreativitas Menurut Clark
            Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak, mengemukakan :
“Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).

    D.    Teori – Teori Kreativitas
1.      Teori psikoanalisa
Pribadi kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:

a.       Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi                      - regresi
- Konpensasi               - Proyeksi
- Sublimasi                  - Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi             - Pemindahan
- Identifikasi               - Kompartementalisasi
- Introjeksi

b.   Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)

c.       Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

2.      Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a.       Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
-          Kebutuhan fisik/biologis
-          Kebutuhan akan rasa aman
-          Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-          Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
-          Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-          Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
b.      Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.

3.      Teori Cziksentmihalyi
-          Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
-          Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
-          Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.
-          Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.        
-          Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.

Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi
Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
a.       Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, tergantung situasinya.
b.      Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.
c.       Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
d.      Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
e.       Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
f.       Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
g.      Pribadi kreatif  menunjukkan lecenderungan androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)
h.      Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian  karya mereka.
i.        Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.

Tulisan :
a.       Carilah artikel tentang produk kreatif yang sedang popular. Kutiplah, lalu beri tanggapan dan kesimpulan.
Tas handmade :

“Menggunakan Adixi Corner Craft sebagai brand produk tas handmade yang Ia buat, Dieksi sengaja membuat desain yang dinamis dan membidik kalangan anak muda sebagai target pasar utamanya. Dengan ciri khas menggunakan kain katun, kain linen, dan kain kanvas sebagai bahan baku utamanya, saat ini bisnis tas handmade yang dijalankannya telah mampu memproduksi sedikitnya lima buah tas per hari dan mendatangkan omzet sekitar 3-4 juta rupiah per bulan.”

Kesimpulan :
            Dengan ide kreatif barang-barang yang sederhana dapat menghasilkan karya yang bernilai jual tinggi, dan dapat membuka usaha bisnis sendiri sehingga membuka lapangan kerja baru.

b.      Jelaskan menurut anda dan kelompok anda :
1.      Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar drpd anak perempuan , terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak ?
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebayanya untuk lebih mengambil resiko, dan didorong oleh para orang tua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
2.      anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi yang rendah ?
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Yang pertama, kebanyakan dibesarkan dengan cara mendidik anak secara demokratis, sedangkan yang terakhir mungkin lebih mengalami pendidikan yang otoriter. Kontrol demokratis mempertinggi kreativitas karena memberi kesempatan yang lebih banyak bagi anak untuk menyatakan individualitas, mengembangkan minat dan kegiatan yang dipilihnya sendiri. Lebih penting lagi, lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas. Misalnya, anak kecil dari lingkungan yang kekurangan hanya mempunyai sedikit bahan kreatif untuk bermain dan sedikit dorongan untuk bereksperimen dengan lilin, lukisan, dan boneka dibandingkan dengan mereka yang mempunyai lingkungan sosioekonomi yang lebih baik.

3.      Anak dari berbagai dari urutan kelahiran  menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda?
Penjelasan mengenai perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, lahir belakang, dan anak tunggal mungkin lebih kreatif dari yang pertama. Umumnya, anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menjadi penurut daripada pencipta. Anak tunggal agak bebas dari tekanan yang ada saudara kandung lainnya dan juga diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Referensi :
http://tri_maryani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.0
http://heru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads
http://bisnisukm.com/produksi-tas-handmade-dieksi-sukses-berwirausaha.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-retnowijiy-5504-3-babii.pdf